BAB
I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aset yang
tak ternilai bagi individu dan masyarakat.
Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya
dengan mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan,
dan fasilitas yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua, namun
lebih dari itu semuanya. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk
mencapai tujuan dan cita-cita pribadi
individu (siswa).
Bimbingan
merupakan salah satu bentuk helping atau bantuan yang diberikan kepada
seseorang yang membutuhkan. Sebuah bimbingan harus dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan karena hasil dari bimbingan itu sendiri tidak bisa
dilihat dalam satu atau dua kali proses bimbingan. Dalam melakukan bimbingan, harus
dilakukan secara sistematis dan terarah supaya tercapai sasaran dan tujuan yang diinginkan.
Dapat kita
simpulkan, bahwa pendidikan itu sangat penting dalam diri siswa untuk mencapai
sebuah cita-cita yang diingikannya. dan sebuah bimbingan merupakan suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan
dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada
umumnya.
Namun dalam bab
ini, akan dijelaskan sasaran bimbingan konseling dalam sekolah dan beberapa
sifat bimbingan dan konseling seperti pencegahan,
pengembangan, penyembuhan, dan pemeliharaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sasaran Bimbingan dan Konseling
Kata sasaran terdiri dari kata
dasar sasar dan akhiran –an, menyasar artinya membidik atau menuju. Menyasarkan
berarti mengarahkan atau menujukan. Sedangkan sasaran mempunyai beberapa arti
yaitu bulan-bulanan (yang ditembak, dipanah, dibom dsb) dan sesuatu yang
menjadi tujuan (yang dikritik, dimarahai dsb). Tapi yang dimaksud sasaran
bimbingan dan konseling di sini adalah sesuatu yang menjadi arah tujuan
bimbingan dan konseling.
Pada
dasarnya sasaran pelayanan bimbingan dan konseling disekolah ialah pribadi
siswa secara perseorangan. Ini tidaklah berarti bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling bersifat individualistis yang mengutamakan kepentingan individu
diatas segala-galanya, melainkan bimbingan dan konseling mempunyai sasaran
mengembangkan apa yang terdapat pada diri tiap-tiap individu secara optimal
agar masing-masing individual dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya
sendiri, lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya.
Dalam setiap
kegiatannya pelayanan bimbingan dan konseling, meskipun kegiatan itu berupa
kegiatan kelompok misalnya, berusaha untuk membina satu atau beberapa kemampuan
pribadi individu yang dibimbing itu dalam berbagai aspeknya, yaitu aspek
akademik, sosial, emosional, sikap, keterampilan dan sebagainya. Sasaran
bimbingan dan konseling ini secara konseling sebagai pelayanan bagi pribadi
siswa secara perseorangan untuk menangani sebuah masalah yang ada pada diri
siswa.
Lebih khusus
lagi, sasaran pembinan siswa melalui pelayanan bimbingn dan konseling meliputi
tahap-tahap pengembangan kemampuan-kemampuan:
a)
Pengungkapan, pengenalan dan
peneriman diri
Tiap individu (siswa)
diciptakan oleh Allah SWT dibekali dengan potensi-potensi tertentu, namun tidak
semua individu mampu mengungkapkan potensi dirinya. Dalam kondisi demikian,
individu harus dibantu untuk mengungkap potensi-potensinya. Demikan juga setiap
siswa pasti memiliki masalah, tetapi kompleksitasnya berbeda satu dengan yang
lain. Oleh sebab itu, individu tersebut harus dibantu untuk mengenali
masalahnya. Selanjutnya, yang mesti diungkap dari individu adalah
potensi-potensi diri dan masalah yang dihadapinya, sedangkan yang diungkap
adalah semua siswa yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan dan konseling.
b)
Pengenalan lingkungan
Individu atau siswa hidup
ditenganh-tengah lingkungan. Individu tidak hanya dituntut untuk mengenal
dirinya sendiri, melainkan juga dituntut untuk mengenal lingkunganya. Hal ini
tidak berarti individu tunduk saja pada lingkunganya, melaikan ia dituntut
harus mampu mewujudkan sifat positif terhadap lingkunganya.
c)
Pengambilan keputusan
Setelah potensi individu
terungkap dan individu yang bersangkutan mengenal potensi dirinya, mengenal
masalah-masalahnya, dan individu tersebutpun dapat menerima dirinya apa adanya
sesuai potensinya, serta telah mengenal lingkunganya seccara baik maka tahap
berikutnya adalah pembianan kemampuan untuk mengambil keputusan. Pengambilan
keputusan yang menyangkut diri sendiri, sering kali amat berat dilakukan,
terlebih apabila terjadi pertentangan antara realitas tentang diri sendiri dan
lingkunganya. Disinilah peranan bimbingan dan konseling untuk membantu
penampilan secara objektif dua unsur, yaitu diri sendiri dan lingkungannya.
d)
Pengarahan diri
Kemampuan mengambil keputusan
seperti dikemukakan diatas, hendaknya diwujudkan dalam bentuk kegiatannya.
Sebaik apapun keputusannya, apabila tidak diwujudkan dalam bentuk kegiatan
nyata tidak ada manfaatnya.
e)
Perwujudan diri (eksistensi
diri)
Dalam konteks ini tujuan
pelayanan dan bimbingan konseling adalah membantu individu (siswa) agar mampu
mewujudkan diri secara baik ditengah-tengah lingkungannya. Setiap individu
hendaknya mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
dasar, dan karakteristik kepribadaianya.
Oleh karena itu sasaran utama
dari tugas konselor lebih ditekankan pada upaya memberikan motivasi dan
persuasi (mendorong dan meyakinkan) kepada anak bimbing bahwa kehidupan masa
mendatang sangat memerlukan kemampuan kreatifitas yang sebagian besar diperoleh
dari hasil proses belajar mengajar mereka, di samping kemampuan bakat dan
pembawaan yang positif yang harus dikembangkan sendiri oleh mereka.
B.
Sifat Bimbingan dan Konseling
Mengenai istilah
sifat bimbingan dan konseling, tentunya hal ini akan mengacu pada situasi pada
masa pemberian bantuan yang dilihat dari segi proses penampakan atau fenomena-
fenomena kesulitan yang dialami dan dihadapi oleh peserta didik pada saat
sekarang. Oleh karena itu dalam pemberian bantuan kepada peserta didik dapat
dilakukan sebelum peserta didik mengalami kesulitan. Maka dari itu
sebagai konselor harus memahami inti permasalahan agar dapat menyelesaiakan
masalah dengan baik.
Menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A,
sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu:
1. pencegahan,
2. penyembuhan,
3. perbaikan,
4. pemeliharaan, dan
5. pengembangan.
Sedangkan fungsi bimbingan dan
konseling disebutkan ada 4 macam, yaitu:
1. fungsi pemahaman,
2. fungsi penyaluran,
3. fungsi adaptasi, dan
4. fungsi penyesuaian.
Berkaitan
dengan sifat dan fungsi bimbingan dan konseling diatas dalam pembahasan
tertentu ada yang menyebutkan sifat disamakan dengan fungsi. Hal tersebut
sebagaimana disebutkan oleh Sukardi DK (2002: 26-28) bahwa ditinjau dari segi
sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi (1) pencegahan (preventif),
(2) fungsi pemahaman, (3) fungsi perbaikan, dan (4) fungsi pemeliharaan dan
pengembangan.
Adapun
sifat bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa:
a. Pencegahan (prevenif)
yaitu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik yang
diberikan oleh guru pembimbing sebagai upaya pencegahan pada peserta didik
sebelum menghadapi atau mendapatkan suatu kesulitan yang serius.
b.
Pengembangan (development)
yaitu suatu pemberian bantuan yang diberikan pembimbing
kepada peserta didik dengan mengiringi pekembangan mentalnya supaya tetap
stabil terutama dalam memantapkan pola pikir yang positif dan tindakan peserta
didik yang mengarah pada perubahan menuju arah perkembangan, sehingga peserta
didik mampu mengembangkan dirinya secara optimal.
c. Penyembuhan (curantif)
yaitu pemberian bantuan pada peserta didik dalam usaha
perbaikan apabila mengalami suatu permasalahan yang serius dan menghasilkan
suatu pemecahan masalah, sehingga peserta didik mendapat memecahkan masalah dan
terbebas dari masalah yang dihadapinya.
d. Pemeliharaan
(treatment)
yaitu pemberian bantuan yang dimaksudkan untuk memupuk,
menata dan mempertahankan kesehatan mental peserta didik setelah melalui proses
penyembuhan supaya peserta didik tidak mengalami masalah yang serius lagi dan
mampu bertahan dalam kesembuhannya setelah individu menjalani proses
penyembuhan.
Sedangkan menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A,
sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu:
1. Pencegahan
Bimbingan dan konseling berusaha
mencegah siswa dari berbagai masalah yang mungkin timbul, yang dapat menggangu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.
2. Penyembuhan
Bimbingan dan konseling diusahakan
mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh siswa.
3. Perbaikan
Bimbingan konseling untuk
memperbaiki kondisi siswa dari permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat
berkembang secara optimal
4. Pemeliharaan
Bimbingan dan konseling untuk
memelihara kondisi indibidu yang sudah baik agar tetap baik.
5. Pengembangan
Bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka
perkembangan dirinya sendiri secara mantap dan berkelanjutan.
Sifat-sifat bimbingan dan konseling
yang ada di atas adalah merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas
bimbingan dan konseling dalam melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap
peserta didik dengan baik dan efektif. Dari keempat sifat bimbingan dan
konseling diatas, bimbingan memiliki kecenderungan sifat mencegah, pengembangan
dan pemeliharaan. Sedangkan konseling memiliki kecenderungan sifat penyembuhan
karena dalam konseling itu sendiri individu sudah mengalami masalah yang harus
diselesaikan secara konseling.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sasaran utama dari tugas konselor lebih ditekankan
pada upaya memberikan motivasi dan persuasi (mendorong dan meyakinkan) kepada
anak bimbing bahwa kehidupan masa mendatang sangat memerlukan kemampuan
kreatifitas yang sebagian besar diperoleh dari hasil proses belajar mengajar
mereka, di samping kemampuan bakat dan pembawaan yang positif yang harus
dikembangkan sendiri oleh mereka.
Menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A,
sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu:
1.
pencegahan,
2.
penyembuhan,
3.
perbaikan,
4.
pemeliharaan, dan
5.
pengembangan.
Dari kelima sifat bimbingan dan konseling
diatas, bimbingan memiliki kecenderungan sifat mencegah, pengembangan dan pemeliharaan.
Sedangkan konseling memiliki kecenderungan sifat penyembuhan karena dalam
konseling itu sendiri individu sudah mengalami masalah yang harus diselesaikan
secara konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Salahudin,
drs.Anas.2012.Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Pustaka
Setia
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2011.
No comments:
Post a Comment