MAKALAH
FILSAFAT YUNANI KUNO
DISUSUN OLEH:
Nama : Rina Wati
NPM : 1177067
Semester : 1
Kelas : D
JURUSAN TARBIYAH PRODI
BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JURAI SIWO METRO
2011
Pada pertengahan
abad ke-5 SM, Athena menjadi pusat seluruh kebudayaan Yunani. Pada waktu itu,
filsafat pun berpusat di Athena. Berhubung dengan minat orang terhadap
filsafat, timbullah sifat baru. Timbul orang-orang yang menamai dirinya sofoi
(bijaksana). Mereka merasa sudah memiliki kebijaksanaan sehingga tidak
perlu mencari kebijaksanaan. Bukan berpikir dan berusaha mencapai kebenaran
yang mereka hiraukan melainkan berbicara dan berdebat. Aliran ini disebut “
sofisme ”. Tokoh sofisme yang terbesar adalah Protagoras, yang mengatakan bahwa
manusia adalah ukuran segalanya inilah yang disebut “ relativisme ”. Mereka tidak
menerima kebenaran sebagai sesuatu yang tetap dan definitif. Kebenaran objektif
tidak ada, berarti kebenaran adalah hal yang bersifat relatif. Menurut salah
seorang sofis, Protagoras, manusia adalah ukuran segalanya, tidak ada
sesuatu pun yang dianggap benar, baik dan bagus dalam hubungannya dengan
manusia. Akibatnya, orang-orang Athena ketika itu, terutama pemudanya, menjadi
orang bingung, tanpa pegangan. Sendi-sendi agama telah digoyahkan, dasar-dasar
pengetahuan telah digoncangkan. Menghadapi keadaan ini, muncul ahli pikir yang
amat besar pengaruhnya dalam dunia filsafat yakni Socrates (4470-399 SM). Ia
berhasil menginsyafkan pemuda Athena bahwa tidak seluruh kebenaran bersifat
subjektif, ada kebenaran objektif / umum yang dapat dipegang dan agamapun mesti
dianut kembali. Ia mencari kebenaran tersebut dengan menggunakan metode
induksi, yakni dengan mengamati hal-hal yang khusus untuk mendapatkan definisi
/ pengertian umum. Ajaran Socrates lebih ditekankan pada dunia mikrokosmos
yaitu manusia. Ia menyebutkan bahwa tujuan tertinggi manusia adalah jiwanya
(psikhe) menjadi sebaik mungkin. Tujuan hidup manusia adalah “ eudaimonia ”
(kebahagiaan) yang dapat dicapai dengan “ arête ” (keutamaan seseorang
berdasarkan kodrat untuk apa ai dicipta). Pada tahun 399 SM, Socrates
dijatuhi hukuman mati dengan minum racun karena dituduh telah merusak jiwa
pemuda dan mengajarkan kepercayaan baru. Walaupun ia mati, ajarannya tak hilang
melainkan tetap diwariskan kepada dunia oleh murid-muridnya. Plato (427-347
SM), salah seorang murid Socrates, mencoba mencari penyelesaian tentang
pertanyaan “ hanya terdapat yang berubah atau tetapkah ?” dengan memperkenalkan
dunia pengalaman dan dunia idea. Tokoh ini terkenal dengan dalilnya tentang The
Caveman atau manusia gua. Ia berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada dan
bisa ditangkap oleh panca indera kita adalah sebuah bayangan. Sedangkan dunia
yang sesungguhnya adalah dunia idea yang hanya ada dalam pikiran kita.
Pengertian yang tetap dan diterima dengan memajukan dunia, yang tetap dan di
situ idea-idea itu sungguh-sungguh dan merupakan realitas. Dunia permacamanpun
diterima sebagai dunia pengalaman yang merupakan bayang-bayang dari dunia idea.
Adapun dunia idelah yang terutama bagi Plato, karena idea itu adanya lebih
dahulu daripada dunia pengalaman dan menjadi “ contoh ” dari dunia pengalaman.
Plato berpangkal dari yang umum (idea) untuk sampai kepada yang khusus
(bermacam-macam). Itulah sebabnya maka aliran Plato di sebut idealisme.
Dan karena idea merupakan realitas, maka idealisme Plato disebut idealisme
realistis. Filsafat plato telah berhasil menggabungkan kontradiksi antara Herakleitos
dan Parmenides. Menurut Herakleitos segala sesuatu senantiasa berubah
dan tidak ada satu pun yang sempurna. Menurut Plato, “itu benar tapi hanya
tentang dunia jasmani saja”. Demikian pula dengan pendapat Parmenides
yang mengatakan bahwa yang ada sama sekali sempurna dan tidak dapat berubah.
Plato berkata “Itu benar tetapi hanya tentang dunia ideal saja”. Sekitar tahun
387 SM, Plato mendirikan sekolah filsafat yang diberi nama Akademia. Para filsuf Yunani kuno seperti Socrates dan Plato
mencoba memahami manusia dalam kerangka berfikir yang sangat universal. Manusia
dipandang sebagai bagian dari makrokosmos. Sebagaimana manusia dilihat terdiri
dari tubuh dan jiwa, maka alam semesta dilihat sebagai tubuh dan jiwa, yang
diciptakan oleh “ Sang Tukang ” (Demiugros). Dapat dikatakan ciri khas
dari pemikiran pada masa Yunani kuno ini adalah melihat segala sesuatu sebagai
satu kebenaran, sebab itu para filsuf akan memikirkan alam sebulat-bulatnya.
Orang Yunani tidak memandang ilmu secara spesifik melainkan ilmu universal.
Cara berfikir serta pengatahuan yang mendasar dan universal dibarengi
kecerdasan yang dimilikinya memudahkan Aristoteles (murid Plato yang hidup pada
tahun 384-322 SM) menguasai sampai mendalam hampir segala ilmu yang diketahui
pada masanya. Ia berasal dari Stageira di daerah Thrake, di
Yunani utara. Aristoteles belajar di Akademia-Plato di Athena sampai Plato
meninggal. Setelah beberapa tahun, ia mendirikan sekolah yang dinamakan Lykeion.
Terdapat perbedaan besar dalam sikap ilmiah antara Plato dan Aristoteles. Plato
lebih condong pada ilmu pasti, sedangkan Arisoteles secara khusus mengarahkan
perhatian pada ilmu pengetahuan alam dengan sedapat mungkin menyelidiki dan
mengumpulkan data-data konkret. Aristoteles adalah ahli dalam ilmu alam, hukum,
etik dan lain-lain. Menurutnya, yang sungguh-sungguh ada itu bukanlah yang
umum, melainkan yang khusus. Tidak idea-idea yang umum serta merupakan realitas
pada dunia idea. Dunia idea diingkari oleh Aristoteles sebagai dunia realitas
karena tidak terbuktikan. Jadi ia berpangkal pada yang konkret, yang satu
persatu dan bermacam-macam, yang berubah dan beralih itulah yang merupakan
realitas. Bagi Aristoteles, pengetahuan itu pun ada dua macam, pengetahuan
indera dan pengatahuan budi. Kedua-duanya adalah pengetahuan yang sesungguhnya,
kedua-duanya mungkin benar, mungkin sesuai dangan objeknya. Pengetahuan indera
mencapai yang konkret, pengetahuan budi mencapai inti. Aliran Aristoteles
disebut “ realisme ” karena berpangkal pada realitas yang
bermacam-macam. Aristoteles kemudian mengungkapkan pendapat yang disebut “Teori
Bentuk-Materi”. Ia berpendapat bahwa setiap benda terdiri dari dua hal, yaitu
bentuk dan materi. Contoh sederhananya adalah patung. Setiap patung terdiri
dari bahan tertentu dan bentuk tertentu pula. Bahan patung dapat berupa kayu
atau batu, dan bentuknya dapat berupa kuda, manusia, dan sebagainya. Bentuk
tidak pernah lepas dari bahan dan bahan tidak pernah lepas dari bentuk.
Aristoteles tidak bermaksud mencontohkan bentuk dan materi untuk dapat dilihat
dan ditunjuk dengan jari oleh manusia, melainkan kedua hal tersebut dianggap
sebagai prinsip metafisis. Dengan kata lain, prinsip ini tidak bisa ditunjuk
dengan jari tetapi harus diandaikan supaya kita dapat mengerti benda-benda
jasmani. Teori Aristoteles yang ditulis di atas kemidian dinamakan sebagai Hylemorfisme.
Boleh dikatakan teori Aristoteles adalah pengembangan dari teori Plato karena
ia sudah bisa memindahkan dunia idea ke dalam benda konkret. Teori ini juga
menjadi dasar Aristoteles untuk pandangan tentang manusia. Bertentangan dengan
Plato, ia sangat menekan kesatuan manusia. Manusia merupakan satu substansi
yang terdiri dari bentuk dan materi. Secara konsekuensi, Aristoteles harus
menyatakan bahwa pada saat manusia mati, jiwanya akan hancur pula.
Aristoteleslah yang pertama kali menuliskan semua karyanya dalam bentuk
buku-buku yang penting dalam hubungan ilmu pengetahuan: Logika, Biologi, dan
Metafisika, di samping itu: Politik, Etika, dan Estetika. Logika Aristoteles
mengemukakan analisis bahasa yang didasarkan pada silogisme.
Disebut filsafat klasik karena falsafah
yang dibangunnya mampu menguasai pengetahuan alampikiran
barat sampai kiraselama dua ribu tahun. Adapun para filosof yang dimaksud
ialah:
1. SOCRATES (469-399 SM)
Cara penyampaian pemikirannya kepada para pemuda ia menggunakan metoda
tanyajawab.
Adapun falsafah pemikiran Socrates di antaranya ia menyatakan adanya kebenaranobjektif,
ialah yang tidak bergantung kepada saya dan kita. Dalam membenarkan
kebenaranyang objektif ia menggunakan metoda tertentu yang dikenal dengan
metoda dialektika.
yangberasal
dari kata Yunani yang berarti bercakap-cakap atau berdialog.Socrates meyakinkan bahwa tidak semua kebenaran
itu relative; adanya kebenaranyang umum yang dapat dipegang oleh semua orang.
Sebagian kebenaran memang relative,tetapi tidak semuanya.Untuk
membuktikan adanya kebenaran yang objektif, Socrates menggunakan metodatertentu. Metoda itu bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan. Iamenganalis
pendapat-pendapat. Setiap orang mempunyai pendapat mengenai salah dan
tidak salah. Socrates selalu menganggap jawaban pertama sebagai hipotesis,
dan dengan jawabanyang selanjutnya ia menarik konsekuensi yang dapat di
simpulkan dari jawaban tersebut.Dari data
dan dialektikanya ia menemukan dua penemuan metoda yang lain yaituinduksi
dan definisi.
Ia menggunakan istilah induksi manakala pemikiran bertolak daripengetahuan yang khusus., lalu menyimpulkan dengan
pengertian yang umum. Pengertianumum diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang
sama (umum) dari masing-masing kasuskhusus dan ciri-ciri khusus yang tidak
disetujui bersama adal;ah disisihkan. Ciri umumtersebut dinamakan ciri
esensi
dan semua ciri khusus itu dimanakaneksistensi.
Suatudefinisi dibuat
dengan menyebutkan semua ciri esensi dari suatu obyek dengan menyisihkansemua
ciri eksistensinya.Filsafat klasik ini
merupakan reaksi dari adanya melemahnya pandangan manusiaterhadap ilmu pengetahuan, sains, dan
agama karena pengaruh filsafat aliran sofisme yangdidominasi
paham relativisme.
Sebagai contoh:Apakah kursi itu? Kita periksa seluruh-kalau bisa-kursi yang ada di dunia ini. Kitamenemukan kursi hakim, ada tempat duduk dan
sandaran, kakinya empat, dari bahan jati;kita lihat kursi malas, tempat duduk
dan sandaran, kakinya dua, dari besi anti karat; kitaperiksa kursi makan, ada
tempat duduk dan sandaran, kakinya tiga, dari rotan; begitulahseterusnya.
Setiap kursi ada (1) tempat duduk dan (2) sandaran. Kedua cirri ini terdapat
padasetiap kursi. Cirri yang lain tidak
dimiliki oleh kursi yang lain. Maka semua orang sepakatbahwa kursi adalah
tempat duduk yang bersandaran. Jadi, memang ada pengetahuan yangumum,
itulah definisi.
2. PLATO (427-347 SM)
Menurut pemikiran falsafahnya, dunia lahir adalah dunia
pengalaman yang selaluberubah-ubah
dan warna warni. Semua itu adalah bayangan dari dunia idea. Hakikatnyahanyalah
tiruan dari yang asli yaitu idea. Keadaan idea sendiri bertingkat-tingkat,
tingkatidea yang paling tinggi adalah idea kebaikan, dibawahnya idea jiwa manusia, yangmenggerakan dunia.
Berikutnya idea keindahan yang menimbulkan seni, ilmu, pendidikan,dan politik.Dengan demikian jelaslah bahwa kebenaran umum itu
memang sudah ada, bukandibuat melainkan sudah ada di dalam idea. Manusia
dulu berada di dunia idea bersama-samadengan
idea-idea lainnya
dan mengenalinya. Manusia di dunia nyata ini jiwanya terkurungoleh tubuh sehingga kurang ingat lagi hal-hal yang
dulu pernah dikenalinya di dunia idea.Dengan kepekaan indranya terkadang
hal-hal yang empiric menjadikan ia teringat kembaliapa yang pernah dikenalnya dulu di dunia idea.
Dengan kata lain pengertian manusia yangmembentuk pengetahuan tidak lain adalah
dari ingatan apa yang pernah dikenalinya ataumengerti karena
ingat.Sebagai konsep dari pandangan tentang dunia
idea, dalam masalah etika iaberpendapat bahwa orang yang berpengetahuan dengan
pengertian yang bermacam-macamsampai pengertian
tentang ideanya, dengan sendirinya akan berbuat baik. Budi adalah tahu.Siapa yang tahu akan yang baik, cinta kepada idea,
menuju kepada yang baik. Siapa yanghidup di dunia idea tidak akan
berbuat jahat.
Hal
yang penting juga untuk diketahui dari filsafat plato adalah pemikiran dia
tentangNegara. Menurutnya bahwa dalam tiap-tiap Negara segala golongan dan
segala orang-orangadalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semua. Kesejahteraan semua itulah yangmenjadi tujuan yang sebenarnya. Dan itu pulalah yang menentukan nilai pembagianpekerjaan.Plato
dengan ajaran idea yang lepas dari obyek, yang berada di alam idea, bukan
hasilabstraksi seperti pada Socrates, jelas membuat posisi Socrates dalam
menghadapi sofisme.Idea itu umum, berarti berlaku umum. Sama dengan gurunya,
Plato juga berpendapat bahwaselain kebenaran
yang umum itu ada kebenaran yang khusus, yaitu “kongkretisasi” idea dialam
ini.
3. ARISTOTELES (384-322 SM)
Di
dalam dunia filsafat Aristoteles terkenal dengan sebagai Bapak Logika.
Logikanyadisebut tradisional karena nantinya
berkembang apa yang disebuat logika modern. LogikaAristoteles itu sering
juga disebut Logika Formal.Bila orang-orang sofis banyak
yang menganggap manusia tidak akan mampumemperoleh kebenaran, Aristoteles dalam
Metaphysics menyatakan bahwa manusia dapatmencapai kebenaran. Salah satu
teori metafisika Aristoteles yang penting ialah pendapatnyayang mengatakan
bahwa matter dan form itu bersatu. Matter memberikan substansi sesuatu ,form
memberikan pembungkusnya. Setiap obyek terdiri atas matter dan form. Jadi, ia
telahmengatasi dualisme Plato yang
memisahkan matter dan form; bagi Plato matter dan formberada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form ituaktualitas.Pandangan
filsafatnya tentang etika adalah bahwa etika adalah sarana untuk mencapaikebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang
tertinggi dalam kehidupan. Etika dapatmendidik supaya manusia
memiliki sikap yang pantas dalam segal;a perbuatan. Lebih lanjut menjelaskan
bahwa kebaikan terletak ditengah-tengah antara dua ujung yang paling jauh.
KESIMPULAN
Pada zaman sofis keadaan banyak berubah. Pada
zaman ini akal dapat dikatakanmenang mutlak.
Manusia adalah ukuran kebenaran,juga
semua kebenaran relative,Yang
merupakan cirri filsafat sofisme, jelas merupakan penanda bahwa akal sudah
menang mutlak terhadap iman. Lalu, apa akibatnya? Kekacauan, yaitu kekacauan
kebenaran. Tidak adanyaukuran yang dapat berlaku
umum tentang kebenaran, jelas merupakan penyebab kekacauanitu.Maka tampilah seorang pembela kebenaran, yaitu Socrates,
sang guru besar. Misi Socrates sudah sangat jelas:
menggantikan pemikiran sofisyang menganggap
semuakebenaran itu relative. Cara yang ditempuh oleh Socrates mudah
ditebak, yaitu meyakinkanorang Athena,
terutama para filosof dan hakim sofis, bahwa tidak semua kebenaran iturelati; ada kebenaran yang umum, yaitu kebenaran
yang dapat diterima oleh semua orang.Inilah pengertian
umum.
. Plato, murid dansekaligus teman dan guru Socrates,
memperkuatpendapat gurunya itu. Kebenaran umum memanga ada, namanya idea. Idea
itu sudah adasebelum manusia
itu ada. Dengan ini pengertian Socrates diperkuat. Murid mereka yang satulagi, yaitu Aristoteles, memperkuat guru-gurunya
itu.ia pun sependapat bahwa pengertianumum yang kebenarannyaberlaku umum memang ada, namanya
definisi. Sampai disinikeadaan hegemoni berubah lagi: akal dan hati, rasio dan iman, filsafat
dan agama sama-sama menang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Asmoro.2001. Filsafat
Umum. Jakarta: Rajawali Perss.
elearning.unesa.ac.id/myblog/.../kelahiran-filsafat-di-yunani-kuno-i
Hamzah bbas. Drs.1981.Pengantar
Filsafat Alam.
Surabaya: Al
Ihklas.
Syadali, Ahmadi.1997. Filsafat
Umum. Bandung: Bintang Pelajar.
http://www.scribd.com
i