MEMBASMI HAMA
SIPUT MURBEI (Pomacea canaliculat Lamarck)
MENGGUNAKAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia)
Karya Tulis
(Lomba MKKS SMA
Se-Lampung Tengah)
Oleh :
Annisa Fitriana (9930646943)
Rina Wati (9932911850)
Sri Wulandari (9932911871)
SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH
2010
ABSTRAK
MEMBASMI SIPUT MURBEI MENGGUNAKAN BUAH
MENGKUDU
Oleh:
1. Annisa Fitriana
2. Rina Wati
3. Sri Wulandari
Siput murbei merupakan salah satu organisme pengganggu
tanaman (OPT), sehingga perlu dibasmi demi peningkatan mutu kwalitas tanaman.
Pembasmian ini dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak buah mengkudu, karena
kandungan saponin, asam kaprik dan asam kaproat yang dapat bermanfaat demi
pembasmian hama siput murbei.
Jenis penelitian ini bersifat eksperimental. Penelitian
ini dilakukan dengan cara memberikan ekstrak buah mengkudu pada habitat siput
murbei, dengan tujuan untuk menginformasikan bahwa ekstrak buah mengkudu dapat
digunakan sebagai bahan alternatif dalam membasmi siput murbei.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak buah
mengkudu dengan konsentrasi 20% dapat
membasmi hama siput murbei dengan lebih efektif dibandingkan dengan konsentrasi
10%. Karena denga konsentrasi 20% waktu kematian siput murbei lebih cepat.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan segala
nikmat, karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul ’’Membasmi Siput Murbei (Pomacea canaliculata Lamarck) Menggunakan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia)” dengan baik.
Karya tulis ini disusun dalam rangka untuk mengikuti
lomba MKKS se-Lampung Tengah tahun ajaran 2009/2010. Penulis menyadari, dalam
pembuatan karya tulis ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan karena
keterbatasan penulis dalam menggali informasi dan literatur dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, kami banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak di sekitar penulis, baik secara materi maupun
dorongan semangat yang begitu besar. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Dasiyo
Priambodo selaku Kepala SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
2. Ibu Ari Setiani, S.Pd selaku
pembimbing dalam penyelesaian karya tulis ini.
3. Kedua orang tua kami
masing-masing yang selalu memberikan kami motivasi, dorongan dan do`a.
4. Para dewan guru SMA Negeri 1
Terbanggi Besar yang telah memberikan segenap ilmu pengetahuan.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu
yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Penulis berharap, semoga hasil karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis. Karena
hasil karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, penulis
mengharapkan berbagai kritik dan saran guna penyempurnaan karya tulis ini.
Poncowati, 21 Febuari 2010
(Penulis)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat Penelitian
1.5
Batasan Masalah
1.6
Hipotesis
BAB II LANDASAN
TEORI
1.1 Klasifikasi dan Ciri-Ciri
Morfologi Tanaman Mengkudu
1.2 Kandungan Zat dalam Buah Mengkudu
1.3 Siput Murbei
1.4 Ciri-Ciri Morfologi Tanaman
Padi
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Alat dan Bahan
3.5 Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan tanah yang subur dan kaya akan
berbagai jenis tanaman pangan. Kita ketahui bahwa kebutuhan akan pangan bagi
penduduk Indonesia makin meningkat setiap harinya. Oleh karena pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pangan perlu ditingkatkan demi memenuhi kebutuhan pangan
nasional, maka mutu produktifitas tanaman pangan perlu ditingkatkan demi
menopang kebutuhan pangan masyarakat.
Potensi pengembangan tanaman di Indonesia, khususnya
tanaman pangan sangat tinggi. Padi merupakan salah satu jenis tanaman yang
sangat berpotensi untuk dikembangkan, karena padi merupakan salah satu tanaman
pangan pokok bagi masyarakat Indonesia (Handojo, 1991). Akan tetapi, dalam
pengembangannya terdapat beberapa kendala yang sangat mempengaruhi mutu dan
produktivitasnya.
Rendahnya kualitas tanaman pangan tersebut biasanya
disebabkan oleh organisme pengganggu tumbuhan (OPT) (Trubus, Juli 1991). Salah satu jenis OPT ini adalah siput murbei ( Pomacea canaliculata Lamarck ). Siput murbei merupakan hama
yang dapat menyebabkan rendahnya hasil produksi tanaman padi (Tjien Mo, 1953).
Jika keberadaan hama ini terus dibiarkan, para petani dapat mengalami gagal
panen dan akan berdampak pada kerugian
modal usaha yang cukup besar (Tirtosomo, 1984).
Selama ini, cara pengendalian hama siput murbei pada
tanaman padi masih cenderung menggunakan jenis-jenis bahan kimia seperti
pestisida. Sebenarnya, pestisida merupakan zat yang kurang baik apabila
digunakan sebagai pembasmi siput murbei, karena penggunaan pestisida secara
terus menerus dapat berdampak negatif pada keseimbangan siklus kehidupan,
kesehatan, kerusakan tanah, dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Menurut Adiwisastra (1987), penggunaan pestisida dapat berdampak negatif bagi
orang yang menyemprot dan menghirup kandungan bahan pestisida tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk melakukan
pengendalian hama siput murbei, yaitu dengan memanfaatkan kandungan ekstrak
buah mengkudu sebagai bahan pembasmi alami bagi siput murbei yang tentunya
tidak mengganggu keseimbangan ekosistem, kesehatan, kerusakan lingkungan, dan
kesuburan tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasapkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana cara membasmi hama
siput murbei dengan menggunakan ekstrak buah mengkudu ?
2. Adakah dampak negatif
penggunaan ekstrak buah mengkudu terhadap lingkungan ?
1.3 Tujuan
Sesuai
dengan permasalahan tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
:
Memberikan informasi alternatif dalam membasmi hama siput
murbei dengan menggunakan ekstrak buah mengkudu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.
Dalam penelitian ini,
petani diharapkan dapat memanfaatkan ekstrak buah mengkudu sebagai bahan
alternatif dalam pengendali hama
siput murbei yang lebih ramah lingkungan.
2.
Penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber acuan untuk menciptakan obat pembasmi hama yang alami, yang
tidak merusak keseimbangan ekosistem, lingkungan dan kesehatan manusia.
3. Penelitian ini dapat dijadikan
kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.
1.5 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, kami membatasi permasalahan hanya
pada pengaruh pemberian ekstrak buah mengkudu pada siput murbei dengan
konsentrasi 10% dan 20% dengan,
Variable bebas :
Ekstrak buah mengkudu
Variabel terikat : Siput
murbei.
1.6 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1) Hipotesis umum
Kandungan asam kaprik, asam kaproat dan saponin yang
terkandung dalam buah mengkudu sangat efektif dalam membasmi hama siput murbei.
2) Hipotesis kerja
H0 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak buah
mengkudu terhadap matinya hama siput murbei.
H1 : Ada pengaruh pemberian ekstrak buah
mengkudu terhadap matinya hama siput murbei.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Klasifikasi
dan Ciri-ciri Morfologi Tanaman Mengkudu
Tanaman mengkudu pada awalnya terpusat di Polinesia,
India, dan Cina. Kemudian menyebar sampai ke Malaysia, Australia, New Zealand,
Kepulauan Pasifik, Hawai, Karibia, dan Kanada sampai ke Indonesia. Secara
rinci, klasifikasi tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Sub Kelas : Sympatalae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia
Tanaman mengkudu merupakan tanaman tahunan yang berbentuk
perdu, dengan ketinggian antara 3-8 meter. Batang tanaman keras dan berkayu
yang tumbuh ke atas serta mempunyai banyak percabangan. Cabang-cabang tumbuh
mendatar dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun tunggal, terdiri
atas satu helai daun (petiolus). Berbentuk lonjong dengan panjang antara 10-40
cm dan lebar antara 15-17 cm (http://www.google.com).
Tanaman mengkudu berbunga sempurna (hermaprodite) dan
menghasilkan buah semu majemuk. Buah mengkudu mempunyai bentuk yang bervariasi
(agak bulat, agak lonjong atau panjang ) dengan permukaan yang tidak rata. Buah
stadium muda berwarna kehijau-hijauan dan berubah menjadi hijau keputih-putihan
ketika memasuki stadium tua (matang) (http://www.google.com).
Tanaman mengkudu dapat tumbuh baik pada daerah dataran
rendah dengan ketinggian 0-500 dpl, suhu udara antara 22°-30° C. Kelembapan
udara ( RH ) antara 50-70 %. Curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan cukup mendapat
sinar matahari. Mengkudu menghendaki pH antara 5,5-6,5 dengan struktur subur, banyak
mengandung humus, memiliki aerosi dan drainase yang baik. Jenis tanah yang
cocok bagi pertumbuhan mengkudu adalah aluvial, latosol dan podsolik merah
kuning (http://www.google.com)
2.2 Kandungan
Zat dalam Buah Mengkudu
Zat penting dalam buah mengkudu terdiri atas :
1) Terpenoid
Zat ini membantu dalam proses sintesis organik dan
pemulihan sel-sel tubuh.
2) Zat Antibakteri
Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu
itu dapat memeatikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aerugenosa, Protens morganii staphylococous aerus, Baallus
subtitis dan Escherichi coli. Zat anti bakteri juga dapat mengontrol
bakteri pathogen (mematikan) seperti Salamonella
montivideo, S. scotmuelleri, S. typhi, dan Shigella dusenteriae, S. tlexnerii,
S. pradysenteriae, serta Staphylococcus aerus.
3) Scolopetin
Senyawa ini sangat efektif sebagai unsur anti peradangan
dan anti alergi.
4) Zat Anti Kanker
Zat ini paling efektif malawan sel-sel abnormal.
5) Xeronine dan Proxeronine
Salah satu alkoloid penting yang terdapat di dalam buah
mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu banyak mengandung bahan pembentuk
(precursor) xeronine atau proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah
sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. xeronine diserap sel-sel
tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur
dan bentuk sel yang aktif.
6) Asam Kaprik dan Asam Kaproat
Merupakan senyawa lipid atau lemak yang gugus molekulnya
mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri yang berbau tengik dan
rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersikap aktif sebagai anti
biotik.
7) Zat Nutrisi
Secara umum, keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan
bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti protein, vitamin dan
mineral penting tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu.
Selenium, salah satu mineral yang terkandung dalam mengkudu merupakan anti
oksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu :
xeronine, plant sterois, alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine,
proxeronine, antraquines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, asam kaprik,
asam kaproat, saponin, dll.
Daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya
seperti keju busuk. Bau itu timbul karena percampuran antara asam kaprik dan
asam kaproat (http://www.google.com).
8)
Saponin
Saponin
adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki
karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok
maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam
air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun
yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin
bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan
sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat
keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin (http://www.google.com).
2.3 Siput Murbei
Siput merupakan hewan jenis moluska, kelas gastropoda
yang mempunyai cangkang yang berputar . Siput tidak bertulang belakang
(invertebrata) dan mempunyai cangkang yang keras (Bambang S, 2006)
Siput menghasilkan lendir untuk membantu pergerakan
dengan mengurangkan gesekan. Lendir juga mengelakkan siput dari udara dan
membantu menjauhi serangga berbahaya seperti semut (Bambang S, 2006).
Siput
terdapat di air tawar, air asin dan di daratan. Ada yang bernafas dengan insang,
tetapi ada juga yang bernafas dengan paru-paru. Corak
warna siput air tawar cenderung lebih suram daripada yang hidup di laut. Siput
air tawar hidup di rerumputan dan semak-semak atau di lumpur dan pasir. Salah
satu jenis siput air tawar adalah siput murbei (Arthur, 1992).
Secara rinci, klasifikasi siput murbei adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Molusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Pomaceatidae
Genus : Pomacea
Spesies : Pomacea canaliculata Lamarck
(http:www.google.com)
Habitat perkembangan siput murbei antara lain :
• Di kolam, rawa, sawah irigasi, saluran air dan area
yang selalu tergenang.
• Mereka mengubur diri dalam tanah yang lembab selama
musim kemarau. Mereka bisa berdiapause selama 6 bulan, kemudian aktif kembali
jika tanah diairi.
• Mereka dapat
bertahan hidup pada lingkungan yang ganas seperti air yang terpolusi atau
kurang kandungan oksigen (http://www.google.com).
Siklus hidup siput murbei :
▪ Telur diletakkan pada malam hari pada tumbuhan dan
barang lain (seperti ranting atau batu) di atas permukaan air.
▪ Kelompok telur berwarna merah jambu kemerah-merahan
cerah dan menjadi merah jambu muda ketika akan menetas. Telur menetas dalam
7-14 hari.
▪ Siput murbei cepat besar dan dewasa.
▪ Mereka rakus makan.
▪ Siput murbei kawin selama 3-4 jam pada siang hari pada
tumbuhan yang rimbun yang mendapat air sepanjang tahun.
▪ Siput murbei bereproduksi dengan cepat. Mereka dapat
bertelur 1000-1200 butir dalam sebulan (http://www.google.com).
Cara siput murbei merusak tanaman :
◘ Padi yang baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam
mudah dirusak siput murbei, untuk padi tanam benih langsung ketika 4-30 hari
setelah tebar.
◘ Siput murbei melahap pangkal bibit padi muda.
Tanda kerusakan tanaman yang disebabkan oleh siput murbei
:
Rumput yang hilang.
Adanya potongan daun yang
mengambang di permukaan air (http://www.google.com).
2.4 Ciri-ciri
Morfologi Tanaman Padi
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia
setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat
utama bagi mayoritas penduduk dunia (Handojo, 1991).
Padi merupakan jenis tanaman semusim, berakar serabut
dengan batang yang sangat pendek, struktur batang terbentuk dari rangkaian
pelepah daun yang saling menopang. Daun berbentuk lanset dengan warna hijau
muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar dan tertutupi oleh rambut yang pendek
dan jarang. Bunga padi tersusun majemuk. Buah bertipe kariopsis yang tidak
dapat dibedakan mana buah dan bijinya, berbentuk bulat hingga lonjong, ukuran 3
mm hingga 15 mm yang tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa
sehari-hari disebut sekam (Handojo, 1991).
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, setiap bunga padi
memiliki enam kepala sari dan kepala putik bercabang dua berbentuk sikat botol.
Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan.
Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Dari
segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbuk sendiri, karena 95% atau
lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan
terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot
berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endospermia. Pada akhir perkembangan,
sebagian besar bulir padi mengndung pati di bagian endospermia. Bagi tanaman
muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan, sedangkan bagi manusia, pati
dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
Asal usul padi diperkirakan berasal dari lembah Sungai
Gangga, Sungai Brahmaputra, juga dari lembah Sungai Yangtse. Saat ini padi
tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir seluruh bagian dunia yang
memiliki cukup air dan suhu udara yang cukup hangat (www.google.com).
Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan manusia,
yaitu Oryza sativa yang berasal dari
daerah hulu sungai kaki Pegunungan Himalaya (India dan Tibet) dan O. Glaberima
yang berasal dari Afrika Barat (hulu Sungai Niger) (www.yahoo.com).
Dari
wikipedia bahasa Indonesia,
jenis-jenis hama
pada tanaman padi antara lain :
1)
Penggerek batang padi
putih (“sundep”, Scirpophaga innotata)
2)
Penggerek batang padi
kuning (S. incertulas)
3)
Wereng batang punggung
putih (Sogatella furcifera)
4)
Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
5)
Wereng hijau (Nephotettik impicticeps)
6)
Lembing hijau (Nezara viridula)
7)
Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
8)
Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
9)
Lalat bibit (Arterigona exigua)
10)
Tikus sawah (Rattus argentiventer)
11)
Siput murbei (Pomacea canaliculata lamarck)
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di labolaturium biokimia SMA
Negeri 1 Terbanggi Besar pada tanggal 22-23 Januari 2010.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek
penelitian adalah hama
tanaman padi, yaitu siput murbei (Pomacea
canaliculata Lamarck)
3.3 Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian berupa buah mengkudu yang telah
dihaluskan.
3.4 Alat dan
Bahan
Alat : Bahan
:
1.
Neraca statis (1 buah) 1. Air (160mL
dan 180mL)
2. Gelas ukur ( 2 buah) 2. Siput murbei (20 ekor)
3. Mortar (2 buah) 3.
Buah mengkudu (60 gram)
4.
Spatula (4 buah)
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur
penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
- Mengumpulkan siput murbei yang menyerang tanaman padi.
- Mengumpulkan buah mengkudu yang telah masak.
- Melumatkan 20 gram mengkudu untuk konsentrasi 10% dan 40 gram mengkudu untuk konsentrasi 20%.
- Memasukkan air sebanyak 160 mL dan 180mL kedalam 2 buah tabung ukur yang bervolume 1000 mL.
- Memasukkan siput murbei yang berukuran sedang sebanyak 10 ekor ke dalam masing-masing tabung berukuran 1000 mL yang berisi air .
- Memasukkan ekstrak buah mengkudu kedalam masing-masing tabung yang berisi siput murbei dengan konsentrasi 10% dan 20%.
- Melakukan pengmatan pada1-6 jam pertama, 6-8 jam ke dua dan 8-10 jam terakhir .
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Banyak buah mengkudu yang sering terbuang dan kurang
mendapat perhatian untuk dimanfaatkan khasiatnya. Padahal buah mengkudu
memiliki manfaat yang sangat banyak, salah satu manfaatnya adalah sangat
efektif bila digunakan untuk membasmi hama siput murbei.Pada percobaan ini kami
mencoba memanfaatkan buah mengkudu sebagai pembasmi siput murbei.
Berdasarkan hasil percobaan tanggal 22 -23 Januari 2010
di Laboratorium Biokimia SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, maka diperoleh hasil
seperti yang tercantum pada tabel :
Tabel 1 Jumlah siput murbei yang mati akibat ekstrak buah
mengkudu
NO
|
Konsentrasi
Mengkudu
|
Jumlah siput yang digunakan
|
Banyak siput murbei (ekor) yang mati
|
Rata-rata
|
Waktu bereaksi (jam)
|
Rata-rata
|
||||
Pengujian
I
|
Pengujian
II
|
Pengujian III
|
Pengujian
I
|
Pengujian
II
|
Pengujian III
|
|||||
1.
|
10%
|
10
|
7
|
10
|
10
|
9
|
5
|
8
|
10
|
9
|
2.
|
20%
|
10
|
9
|
8
|
10
|
9
|
4
|
6
|
7
|
5,7
|
4.2 Pembahasan :
Berdasarkan
hasil percobaan pada tanggal 22 Januari 2010 di Laboratorium Biokimia SMA N1
Terbanggi Besar didapatkan hasil bahwa siput murbei yang diletakkan pada
larutan ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 10% megalami kematian
rata-rata 9 ekor dengan lama bereaksi kurang lebih 9 jam. Sedangkan pada
konsentrasi 20% rata-rata jumlah siput murbei yang mati kurang lebih 9 ekor
dengan lama bereaksi kurang lebih 5 jam 7 menit. Jika kita bandingkan jumlah
individu yang mengalami kematian hampir sama, hanya kecepatan kematiannya yang
berbeda.
Pada
ekstrak mengkudu dengan konsentrasi lebih rendah waktu yang digunakan untuk
mematikan siput murbei jauh lebih lama yaitu sekitar 9 jam. Namun untuk
konsentrasi yang lebih tinggi hanya membutuhkan waktu 5 jam 7 menit. Berarti
terdapat selisih waktu 3 jam 53 menit. Berdasarkan data tersebut maka dapat
dikatakan semakin tinggi konsentrasi zat yang dilarutkan (ekstrak buah
mengkudu) maka semakin cepat dan banyak jumlah siput murbei yang mengalami
kematian.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan
bahwa :
2.
Siput murbei dapat dibasmi dengan menggunakan ekstrak buah mengkudu.
3.
Ekstrak buah mengkudu yang berkonsentrasi 20% lebih efektif dibandingkan
dengan konsentrasi 10%.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut,
1. Diperlukan adanya penelitian lanjutan dalam
pemanfaatan ekstrak buah mengkudu untuk membasmi siput murbei demi
tersempurnanya penemuan ini.
2. Para pengembang bioteknologi di bidang pertanian dapat
menjadikan penelitian ini sebagai dasar untuk menciptakan obat pembasmi hama
yang alami, efektif dan tidak berefek samping.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwasastra.1987.Keracunan.Bandung:Angkasa.
Arthur, Alex.1992.Kerang.Penerjemah:Manneke
Budiman,S.S.Jakarta:PT. Bentara Antar Asia.
Handojo, D. Djatmika.1991.Petunjuk Teknis Usaha Padi-Ikan-Itik di Sawah. Bandung:Angkasa.
Rost, Thomas L.1979.Botani
Introdution to Plant Biology.New York:John Wiley and Son.
S, Bambang.2006.Biologi
Untuk Kelas X SMA / MA.Jakarta:Erlangga.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi.1984.Botani Umum 3.Bandung:Angkasa.
Tjoa Tjien Mo.1953. Membrantas
Hama Padi di Sawah dan Gudang. Bandung:Angkasa
Sumber Internet :
http://www.yahoo.com